Langsung ke konten utama

Unggulan

QUOTES THE LAW CAFE

"Keluargamu adalah rumahmu" Kebanyakan orang berfikir, saat rumahnya mulai hancur mereka juga hancur dan tak bisa di selamatkan. Namun, bukankah keluarga hanyalah sebagiann dari hidupmu dan bukan segalanya. Ada kalanya kamu harus mencari kebahagiaanmu sendiri. Tidak peduli sebesar apa kamu mencintai keluargamu. Terkadang, kamu harus menjauh dari mereka untuk mencari jalanmu. Jika kamu tidak pergi disaat yang tepat, kamu mungkin akan merasakan penderitaan seumur hidupmu. Entah mereka keluargamu atau bukan. Jika mereka membuatmu menderita, larilah! Jangan biarkan dirimu menderita seumur hidupmu, karena orang bodoh yang tak bisa membedakan kekerasan dan cinta. --- From: The Law Cafe episode.04

Impian pertamaku

        Tepat tiga tahun yang lalu, tahun 2012. Tahun dimana aku baru menemukan apa yang menjadi tujuan hidupku selanjutnya. Di tahun itulah aku menemukan impianku. Dan benar -benar berusaha untuk mewujudkannya.
         Saat itu aku tepat berada di kelas sebelas di sekolah menengah atas. Aku tinggal di daerah yang tidak dekat dengan daerah ibukota, bisa dibilang jauh. dan karena hal itu pula aku bersekolah di sekolah biasa. Madrasah aliyah swasta yang berada di pinggiran pantura di kota indramayu. madrasah aliyah yang kebanyakan muridnya adalah anak dari seorang yang menggantungkan hidupnya pada lautan, nelayan. Madrasah aliyah biasa yang fasilitasnya-pun tak sehebat seperti sekolah-sekolah yang berada di kota.
         Hidup di daerah pedesaan yang jauh dari kesan mewah dan dengan keadaan yang biasa, membuat kebanyakan dari kita takut untuk bermimpi, takut untuk mendapatkan lebih. Bagi kita terlalu tinggi bermimpi hanya akan membuat kita 'sakit' saat mimpi itu tak mampu diraih.
         Slogan dari sekolahku yang biasa ini adalah "tidak ada yang tidak mungkin selagi mungkin". Kepala sekolah kami tidak henti-hentinya mengingatkan kami akan hal itu. Bahwa tidak ada yang tidak mungkin selagi itu masih mungkin diraih . Kata-kata itulah yang menjadi penyemangatku.
         Dan aku mulai mencoba untuk berani bermimpi, berani melewati keterbatasanku. Aku tidak ingin menjadi kebanyakan dari mereka lagi, kebanyakan mereka yang takut ‘sakit’ saat mimpinya tak mampu teraih. Dan saat itu juga, aku mulai berusaha untuk mempercayai impianku. Dan aku akan mewujudkannya.
         Aku mulai mencoba untuk belajar dengan serius, berusaha dengan serius aku merencanakan semuanya. Bahkan aku menuliskan impianku dan memampang tulisan itu di kamarku. impian yang sangat ingin aku raih saat itu "KULIAH S1 DI UGM".
         Impian pertama yang aku pilih saat itu adalah ugm. Entah kenapa aku memilihnya, mungkin karena ugm merupakan salah satu universitas terbaik. Dan keinginanku saat itu adalah bisa belajar di universitas terbaik dan dengan fasilitas terbaik dan dengan pengajar terbaik pula. Aku ingin merasakan bagaimana rasanya belajar dengan fasilitas terbaik..
         Bukan hal mudah bagi orang sepertiku untuk mewujudkannya. Aku bukanlah orang pintar dengan sejuta prestasi yang mudah diraih. Dan sebaliknya, aku hanya bermodalkan keyakinan dan usaha yang tak pernah menyerah demi impianku, demi mewujudkan impian pertamaku.
        Tepat saat tahun terakhirku di sekolah, aku terus mencoba untuk melakukan yang terbaik. Berusaha sebisaku,dan semampuku. Saat itu aku mencoba menyibukkan diriku dengan mengikuti hal-hal apapun yang berkaitan dengan impianku. yaitu kuliah.
Ketika ada acara-acara yang berhubungan dengan tes masuk universitas-pun aku selalu berusaha untuk mengikutinya. Try out, simulasi. walaupun letak lokasinya tepat di kota, aku tetap berusaha agar bisa mengikutinya. Bahkan aku masih mengingatnya, saat itu aku harus menginap di rumah saudara temanku demi mengikuti simulasi tersebut. datang ke lokasi pertama, duduk di baris ketiga. Saat itu yang ada di fikiranku hanyalah "aku akan menjadi salah satu dari kalian" Kalian, orang-orang pilihan yang bisa kuliah di universitas terbaik. Dengan perasaan campur aduk, antara semangat, haru, ragu, yakin, keberhasilan, kegagalan. Semuanya bercampur menjadi satu dengan kata-kata itu.
         Hari hari penuh pengharapan adalah kata yang tepat untuk menggambarkan keadaanku saat itu, setelah berhasil mendaftar di snmptn undangan, akhirnya tibalah saat dimana pengumuman snmptn undangan diumumkan, aku sangat berharap.
tapi sayang sekali saat itu aku belum bisa mendapatkan kata "selamat". Kecewa, Tapi aku tidak menyerah begitu saja. Aku mulai menyiapkan lagi semuanya.
Menyiapkan energi baru, belajar lagi, dan mengikuti tes masuk lagi.
         Saat itu aku mendaftar Seleksi bersama masuk perguruan Tinggi negeri, Dan saat itu aku mendapatkan lokasi ujianku di kota bandung, daerah yang sama sekali belum pernah aku tinggali. Tetapi beruntungnya, ada mahasiswi dari daerah yang sama denganku dan dia sedang kuliah di bandung, dan dia-lah yang sangat membantuku saat itu. Di tempat yang asing bagiku, dia benar-benar sangat membantuku semuanya. Bahkan rela mengantarkanku mencari lokasi ujian,yang tidak mudah pastinya. Untuk seseorang itu,  Aku sangat berterimakasih dengan kebaikan hatinya tersebut.
         Setelah beberapa waktu melewati hari demi hari dengan penuh pengharapan lagi. Dan Lagi-lagi yang aku dapatkan adalah Kata "maaf.." Dan bukan kata "selamat.." seperti yang sangat-sangat aku harapkan. Mendaftar snmptn undangan, snmptain undangan, mendaftar sbmptn,beasisiwa etos, bpb lc, semuanya sudah aku lalui. Namun hanya kegagalan yang aku dapatkan. Tapi, dengan semua yang telah aku lalui saat itu aku tetap tidak bisa menyerah.
        Sejak dari awal pertama aku merencanakan kuliah di jogja, kedua orang tuaku memang tidak menyetujuinya. kuliah di daerah yang jauh dari orang tua, bukanlah hal yang mudah mereka terima. Keluargaku adalah keluarga sederhana, dan sudah sewajarnya mereka tidak menyetujui rencanaku saat itu. aku mengerti, Mereka hanya takut, bagaimana nantinya aku hidup sendiri di daerah yang jauh, Hidup sendiri, bagaimana nantinya aku makan, aku tinggal, aku hidup dan dengan biaya darimana?.
         Tapi tetap saja ,aku tidak bisa menyerah. Aku ingin kuliah di jogja, di universitas terbaik dengan fasilitas terbaik dan pengajar terbaik. Aku hanya tidak bisa menyerah dengan semuanya, aku sudah melalui sejauh itu, sejauh jalan yang sudah aku pijak. Bandung. Perjuangan yang aku,dan orang-orang yang sudah membantuku. Aku tidak bisa mengecewakan mereka.
          Mana mungkin aku menyerah pada impianku dan hanya pasrah dengan keadaan yang terjadi. Setidaknya aku harus mencobanya sekali lagi, dan dengan keyakinan dan tekad yang kuat, saat itu aku memutuskan untuk mengikuti tes masuk universitas lagi, tapi bukan di universitas yang aku rencanakan di awal, ugm. Aku mengikuti tes terakhir di universitas islam negeri sunan kalijaga yogyakarta. Dan itu adalah Tes terakhir yang masih membuka pendftaran saat itu.
          Walaupun saat itu sebenarnya aku merasa sangat bersalah pada kedua orang tuaku, karena aku terus saja menentang mereka dan terus menerus keras kepala dengan pilihanku. Tapi perasaan bersalah itu kini sudah tertebus dengan keberhasilanku sekarang. Akhirnya aku bisa kuliah di universitas terbaik, walaupun tidak se-terbaik pilihan pertamaku. disini, kesempatan ini, aku sangat berterima kasih. Bagi seseorang sepertiku, Aku bisa kuliah-pun sudah lebih dari apapun.
           Dan sekarang aku bisa melihat betapa bangganya kedua orang tuaku, melihat anaknya bisa kuliah di kota, di universitas yang besar, dengan beasiswa. Kebahagiaan mereka, akupun bias melihatnya bahkan merasakannya. Dan jika ditanya kejadian apa yang paling tidak bisa dilupakan di hidupku saat ini adalah kejadian itu. Saat mereka bahagia mendengar aku bisa kuliah di kota dengan beasiswa.
           Dan itu bukan akhir dari mimpiku. Sampai saat ini aku masih terus memperbaharui impian-impianku. Terus berjuang dan meyakini impian-impianku, entah itu impian pertamaku, impian keduaku maupun impian-impianku yang kesekian kalinya. Menulis mimpi baru, lagi dan lagi. Kegagalan-kegagalan itu, kenangan-kenangan perjuanganku saat itu. Semuanya tersimpan indah. Dan tidak akan pernah aku lupakan. Aku akan selalu mengingatnya saat aku jatuh, agar aku bisa segera bangkit lagi. Dan memulainya lagi.
           Impianku yang saat ini sedang aku perjuangankan lagi yaitu bisa kuliah S2 di luar negeri. Dan seperti Impian pertamaku tiga tahun yang lalu, aku akan mewujudannya, dan tidak akan menyerah. Seperti saat aku tidak menyerah pada impian pertamaku.
Semuanya dimulai lagi sekarang, impian baru dan dengan perjuangan baru.
Aku masih percaya dengan kata “ tidak ada yang tidak mungkin selagi mungkin” dan akan terus mempercayainya.


Komentar

Postingan Populer