Tepat tiga tahun yang lalu, tahun 2012. Tahun dimana aku
baru menemukan apa yang menjadi tujuan hidupku selanjutnya. Di tahun itulah aku
menemukan impianku. Dan benar -benar berusaha untuk mewujudkannya.
Saat itu aku tepat berada di
kelas sebelas
di sekolah menengah atas. Aku tinggal di daerah yang tidak dekat dengan daerah
ibukota, bisa dibilang jauh. dan karena hal itu pula aku bersekolah di sekolah
biasa. Madrasah aliyah swasta yang berada di pinggiran pantura di kota
indramayu. madrasah aliyah yang kebanyakan muridnya adalah anak dari seorang yang
menggantungkan hidupnya pada lautan, nelayan. Madrasah aliyah biasa yang
fasilitasnya-pun tak sehebat seperti sekolah-sekolah yang berada di kota.
Hidup di daerah pedesaan
yang jauh dari kesan mewah dan dengan keadaan yang biasa, membuat kebanyakan
dari kita takut untuk bermimpi, takut untuk mendapatkan lebih. Bagi kita terlalu tinggi bermimpi hanya akan membuat kita 'sakit'
saat mimpi itu tak mampu diraih.
Slogan dari sekolahku yang biasa
ini adalah
"tidak ada yang tidak mungkin selagi mungkin". Kepala sekolah
kami tidak henti-hentinya mengingatkan kami akan hal itu. Bahwa tidak ada yang
tidak mungkin selagi itu masih mungkin diraih . Kata-kata itulah yang menjadi
penyemangatku.
Dan aku mulai mencoba
untuk berani bermimpi, berani melewati keterbatasanku. Aku tidak ingin menjadi
kebanyakan dari mereka lagi, kebanyakan mereka yang takut ‘sakit’ saat mimpinya
tak mampu teraih. Dan saat itu juga, aku mulai berusaha untuk mempercayai
impianku. Dan
aku akan mewujudkannya.
Aku mulai mencoba untuk
belajar dengan serius, berusaha dengan serius aku merencanakan semuanya. Bahkan aku menuliskan impianku dan memampang tulisan itu di kamarku. impian yang sangat ingin aku
raih saat itu "KULIAH S1 DI UGM".
Impian pertama yang aku pilih saat itu adalah ugm. Entah kenapa
aku memilihnya, mungkin karena ugm merupakan salah satu universitas terbaik.
Dan keinginanku saat itu adalah bisa belajar di universitas terbaik dan dengan
fasilitas terbaik dan dengan pengajar terbaik pula. Aku ingin
merasakan bagaimana rasanya belajar dengan fasilitas terbaik..
Bukan hal mudah bagi
orang sepertiku untuk mewujudkannya. Aku bukanlah orang pintar dengan sejuta
prestasi yang mudah diraih. Dan sebaliknya, aku hanya bermodalkan keyakinan dan
usaha yang
tak pernah menyerah demi impianku, demi mewujudkan impian pertamaku.
Tepat saat tahun terakhirku di
sekolah, aku
terus mencoba untuk melakukan yang terbaik. Berusaha sebisaku,dan semampuku. Saat itu aku mencoba
menyibukkan diriku dengan mengikuti hal-hal apapun yang berkaitan dengan impianku. yaitu kuliah.
Ketika ada acara-acara yang berhubungan dengan tes
masuk universitas-pun aku selalu berusaha untuk mengikutinya. Try out, simulasi. walaupun letak lokasinya tepat di kota, aku tetap berusaha
agar bisa mengikutinya. Bahkan aku masih mengingatnya, saat itu aku harus
menginap di rumah saudara temanku demi mengikuti simulasi tersebut. datang ke
lokasi pertama, duduk di baris ketiga. Saat itu yang ada di fikiranku
hanyalah "aku akan menjadi salah satu dari kalian" Kalian, orang-orang
pilihan yang bisa kuliah di universitas terbaik. Dengan perasaan campur aduk,
antara semangat, haru, ragu, yakin, keberhasilan, kegagalan. Semuanya bercampur
menjadi satu dengan kata-kata itu.
Hari
hari penuh pengharapan adalah kata yang tepat untuk menggambarkan keadaanku
saat itu, setelah berhasil mendaftar di snmptn undangan, akhirnya tibalah saat
dimana pengumuman snmptn undangan diumumkan, aku sangat berharap.
tapi sayang sekali saat itu aku belum
bisa mendapatkan kata "selamat". Kecewa, Tapi aku tidak menyerah
begitu saja. Aku mulai menyiapkan lagi semuanya.
Menyiapkan energi baru, belajar lagi, dan
mengikuti tes masuk lagi.
Saat itu aku mendaftar
Seleksi bersama masuk perguruan Tinggi negeri, Dan saat itu aku mendapatkan
lokasi ujianku di kota bandung, daerah yang sama sekali belum pernah aku
tinggali. Tetapi beruntungnya, ada mahasiswi dari daerah yang sama denganku dan
dia sedang kuliah di bandung, dan dia-lah yang sangat membantuku saat itu. Di tempat yang asing
bagiku, dia benar-benar sangat membantuku semuanya. Bahkan rela mengantarkanku mencari
lokasi ujian,yang tidak mudah pastinya. Untuk seseorang
itu, Aku sangat berterimakasih dengan
kebaikan hatinya tersebut.
Setelah beberapa waktu melewati hari
demi hari dengan penuh pengharapan lagi. Dan Lagi-lagi yang aku
dapatkan adalah Kata "maaf.." Dan bukan kata "selamat.."
seperti yang sangat-sangat aku harapkan. Mendaftar snmptn undangan, snmptain
undangan, mendaftar sbmptn,beasisiwa etos, bpb lc, semuanya sudah aku lalui.
Namun hanya kegagalan yang aku dapatkan. Tapi, dengan semua yang telah aku
lalui saat itu aku tetap tidak bisa menyerah.
Sejak dari awal pertama
aku merencanakan kuliah di jogja, kedua orang tuaku memang tidak menyetujuinya.
kuliah di daerah yang jauh dari orang tua, bukanlah hal yang mudah mereka
terima. Keluargaku adalah keluarga sederhana, dan sudah sewajarnya mereka tidak
menyetujui rencanaku saat itu. aku mengerti, Mereka hanya takut, bagaimana
nantinya aku hidup sendiri di daerah yang jauh, Hidup sendiri, bagaimana
nantinya aku makan, aku tinggal, aku hidup dan dengan biaya darimana?.
Tapi tetap saja ,aku tidak bisa menyerah.
Aku ingin kuliah di jogja, di universitas terbaik dengan fasilitas terbaik dan pengajar
terbaik. Aku hanya tidak bisa menyerah dengan semuanya, aku sudah
melalui sejauh itu, sejauh jalan yang sudah aku pijak. Bandung. Perjuangan yang aku,dan
orang-orang yang sudah membantuku. Aku tidak bisa mengecewakan mereka.
Mana mungkin aku menyerah pada
impianku dan hanya pasrah dengan keadaan yang terjadi. Setidaknya aku
harus mencobanya sekali lagi, dan dengan keyakinan dan tekad yang kuat, saat
itu aku memutuskan untuk mengikuti tes masuk universitas lagi, tapi bukan di
universitas yang aku rencanakan di awal, ugm. Aku mengikuti tes terakhir di universitas
islam negeri sunan kalijaga yogyakarta. Dan itu adalah Tes
terakhir yang masih membuka pendftaran saat itu.
Walaupun saat itu
sebenarnya aku merasa sangat bersalah pada kedua orang tuaku, karena aku terus saja
menentang mereka dan terus menerus keras kepala dengan pilihanku. Tapi perasaan
bersalah itu kini sudah tertebus dengan keberhasilanku sekarang. Akhirnya aku bisa kuliah
di universitas terbaik, walaupun tidak se-terbaik pilihan pertamaku. disini, kesempatan ini, aku sangat
berterima kasih. Bagi seseorang sepertiku, Aku bisa kuliah-pun sudah lebih dari
apapun.
Dan sekarang aku bisa melihat betapa
bangganya kedua orang tuaku, melihat anaknya bisa kuliah di kota, di
universitas yang besar, dengan beasiswa. Kebahagiaan mereka, akupun bias melihatnya
bahkan
merasakannya. Dan jika ditanya kejadian apa yang paling tidak bisa dilupakan di hidupku saat
ini adalah
kejadian itu. Saat mereka bahagia mendengar aku bisa kuliah di kota dengan
beasiswa.
Dan itu bukan akhir dari mimpiku.
Sampai saat ini aku masih terus memperbaharui impian-impianku. Terus berjuang dan meyakini impian-impianku, entah
itu impian pertamaku, impian keduaku maupun impian-impianku yang kesekian
kalinya. Menulis
mimpi baru, lagi dan lagi. Kegagalan-kegagalan itu, kenangan-kenangan
perjuanganku saat itu. Semuanya tersimpan indah. Dan tidak akan pernah aku
lupakan. Aku akan selalu mengingatnya saat aku jatuh, agar aku bisa segera
bangkit lagi. Dan memulainya lagi.
Impianku yang saat ini
sedang aku perjuangankan lagi yaitu bisa kuliah S2 di luar negeri. Dan seperti Impian pertamaku
tiga tahun
yang lalu, aku akan mewujudannya, dan tidak akan menyerah. Seperti saat aku tidak menyerah pada impian
pertamaku.
Semuanya dimulai lagi sekarang, impian
baru dan dengan perjuangan baru.
Aku masih percaya dengan kata “ tidak
ada yang tidak mungkin selagi mungkin” dan akan terus mempercayainya.
Komentar
Posting Komentar